Prevalensi Global dan Faktor Potensial yang Mempengaruhi Keraguan Vaksinasi COVID-19

Vaksinasi coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah berkembang secara global sejak awal tahun 2021. Beberapa jenis vaksin, termasuk vaksin inaktif, vaksin berbasis vektor, vaksin messenger ribonucleic acid (mRNA), dan vaksin subunit protein, sedang diberikan oleh negara-negara di seluruh dunia dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 massal.Akan tetapi ada orang yang ragu-ragu untuk menerima vaksin tersebut. Keragu-raguan terhadap vaksinasi dianggap salah satu hal yang paling kritis. Orang-orang yang ragu-ragu untuk diimunisasi memiliki kecenderungan untuk menyebarkan informasi yang salah tentang vaksinasi, yang dapat mempengaruhi orang-orang yang dekat dengan mereka untuk menolak vaksin juga.

Keraguan vaksinasi biasanya diamati dalam kasus vaksin baru atau kandidat vaksin. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keraguan tersebut sangat kompleks dan mungkin termasuk kurangnya kesadaran mengenai pencegahan penyakit dan status sosial ekonomi. Fenomena ini menimbulkan dilema bagi cakupan vaksin. Selain itu, pemerintah—sebagai otoritas pengatur tertinggi di negara mana pun—tampaknya tidak memberikan intervensi khusus untuk mengurangi keragu-raguan terhadap program vaksinasi. Hal ini terlihat dalam pedoman vaksinasi COVID-19, bahwa rekomendasi utama hanya berfokus pada alokasi dosis, penjangkauan, pengiriman, dan pemantauan. Tidak ada informasi tentang cara mengurangi keragu-raguan vaksinasi COVID-19. Berbagai studi telah dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang terkait dengan keragu-raguan vaksinasi COVID-19. Namun, hasil temuan masih tidak dapat disimpulkan.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai prevalensi global keraguan vaksinasi COVID-19 dan menentukan faktor-faktor potensial yang terkait dengan keraguan tersebut. Peneliti melakukan pencarian terorganisir untuk artikel yang relevan di PubMed, Scopus, dan Web of Science. Ekstraksi informasi yang diperlukan dilakukan untuk setiap studi. Sebuah meta-analisis single arm dilakukan untuk menentukan prevalensi global keraguan vaksinasi COVID-19. Faktor-faktor potensial yang berhubungan dengan keragu-raguan vaksin dianalisis menggunakan uji-Z. Sebanyak 56 artikel dimasukkan dalam analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi global keraguan vaksinasi COVID-19 adalah 25%. Jenis kelamin perempuan, usia 50 tahun atau lebih muda, lajang, menganggur, tinggal di rumah tangga dengan lima orang atau lebih, memiliki tingkat pendidikan lebih rendah dari gelar sarjana, memiliki pekerjaan yang tidak berhubungan dengan kesehatan dan mempertimbangkan Vaksin COVID-19 yang tidak aman dikaitkan dengan risiko keraguan vaksinasi yang lebih tinggi. Sebaliknya, tinggal bersama anak-anak di rumah, menjaga norma physical distancing, pernah melakukan tes COVID-19, dan memiliki riwayat vaksinasi influenza dalam beberapa tahun terakhir dikaitkan dengan risiko keragu-raguan yang lebih rendah terhadap vaksinasi COVID-19. Hasil studi memberikan informasi berharga tentang keraguan vaksinasi COVID-19, dan perlunya intervensi khusus pada sub-populasi dengan resiko tinggi untuk mengurangi keraguan vaksinasi COVID-19.

Penulis: Dr. Gatot Soegiarto, dr., Sp.PD, K-AI

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di: Fajar JK, Sallam M, Soegiarto G, Sugiri YJ, Anshory M, Wulandari L, Kosasih SAP, Ilmawan M, Kusnaeni K, Fikri M, et al. Global Prevalence and Potential Influencing Factors of COVID-19 Vaccination Hesitancy: A Meta-Analysis. Vaccines. 2022;10:1356.

https://doi.org/10.3390/vaccines10081356