FKM UNAIR Gagas Sedotan Ramah Lingkungan Dukung SDGs Poin 13

UNAIR NEWS – Mahasiswa FKM UNAIR kembali mengembangkan soft skill penelitian di bidang kesehatan masyarakat melalui perlombaan Youth Idea Competition Universitas Jambi 2022. Kegiatan itu memfasilitasi mahasiswa untuk menghasilkan temuan-temuan mind blowing di bidang kesehatan.

Tim Phoenix Airlangga beranggotakan Rina Pertiwi, Afan Alfayad, Syahrul Ramadhan, Asrfoul, dan Putri Nur Aini. Tim ini memenangkan perlombaan tersebut pada Kamis (24/11/2022) sebagai juara II.

“Temuan yang kami sampaikan dilatarbelakangi oleh kondisi limbah sedotan plastik yang meningkat di Indonesia. Selain itu, potensi buah naga yang melimpah di Indonesia menjadi substansi utama dalam temuan tersebut,” ujar Syahrul Ramadhan salah satu anggota tim.

Mahasiswa semester tujuh tersebut menambahkan, “Tujuan dari program tersebut adalah menjadikan temuan atau produk yang ramah lingkungan dengan mengurangi limbah sedotan plastik dan limbah kulit buah naga. Selain itu, produk ini juga bertujuan untuk meningkatkan imunitas tubuh masyarakat melalui kandungan fenol yang ditemukan di dalam kulit buah naga tersebut”.

Kepada UNAIR NEWS mahasiswa asal Majalengka tersebut menuturkan bahwa ide penelitian SERALI (Sedotan Ramah Lingkungan) memiliki banyak keunggulan. Di antaranya berkontribusi mengurangi limbah sedotan plastik, memiliki kandungan antosianin, vitamin C, betalain, fenol, dan flavonoid yang berkontribusi dalam meningkatkan imunitas tubuh, serta menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan, dan mendukung program sustainable development goals poin 13.

Adapun metode dalam pembuatan sedotan ramah lingkungan di antaranya:

  1. Pembuatan ekstrak kulit buah naga yang menjadi bahan baku utamanya. Kulit buah naga dibersihkan kemudian dihaluskan lalu saring dan ambil ekstraknya saja.
  2. Setelah ekstraksi dilakukan, proses yang kedua adalah masak ekstrak kulit buah naga dengan tepung tapioka sambil diaduk-aduk hingga membentuk gumpalan. Pada proses ini api yang digunakan adalah api kecil. Tepung tapioka yang berasal dari pati singkong mengandung amilopektin yang tinggi sehingga ketika dimasak hasilnya memiliki tekstur yang kenyal dan lengket.
  3. Setelah proses pemasakan tersebut selesai, maka gumpalan tersebut diratakan di atas plastik sesuai dengan ketebalan yang pas.
  4. Setelah itu, lembaran-lembaran tersebut dicetak menggunakan pipa-pipa aluminium, kemudian dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan ini menggunakan sinar matahari secara langsung selama satu hari.
  5. Untuk proses yang terakhir sedotan yang telah kering, dicelupkan ke cairan lilin lebah. Cairan lilin lebah ini mengandung propolis yang nantinya dapat mengering dan mengeras sehingga sedotan akan lebih tahan dengan air.

“Kami berharap melalui temuan ini dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah sedotan plastik dan kulit buah naga serta menjaga keseimbangan dan kesehatan lingkungan. Sehingga kedepannya dapat menciptakan dunia yang lebih baik untuk masyarakat dan generasi mendatang,” tutur Syahrul di akhir penyampaiannya. (*)

Penulis: Afan Alfayad

Editor: Binti Q. Masruroh